Suasana di Masjid Agung Alfalah Kyai Modjo (Meludan Mburi)
Maulid Mburi di Masjid Agung Kyai Modjo: Ambeng Jaton, Tradisi Makan Bersama yang Meruntuhkan Sekat
15/09/2025 | Humas BAZNAS MinahasaTondano – Ratusan jamaah memadati ruang utama dan serambi Masjid Agung Al-Falah Kyai Modjo, Sabtu (13/9/2025). Mereka datang membawa ambeng—nampan besar berisi nasi, ayam kampung, ikan, telur, urap sayur, dan lauk khas Jawa Tondano. Seusai doa dan shalawat, seluruh ambeng diturunkan, lalu disantap bersama dalam suasana hangat.
Inilah Maulid Mburi, tradisi penutup peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jaton. Lebih dari sekadar ritual, ia adalah panggung kebersamaan. Di ruang masjid, jamaah duduk bersila mengitari ambeng. Kaya-miskin, pejabat-rakyat, tua-muda—semua mengambil dari nampan yang sama. Tidak ada sekat, hanya persaudaraan.
“Ambeng itu lambang berbagi. Tradisi ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan justru tumbuh ketika kita duduk bersama dan saling berbagi,” ujar salah satu Pengurus Masjid Masjid Agung Al-Falah.
Tradisi ini bukan hanya bagian dari syiar agama, tapi juga warisan budaya Jaton. Ambeng yang tersaji adalah simbol zakat sosial dalam bentuk paling sederhana: makanan yang dikumpulkan, dibagi, dan dinikmati bersama. Dari ambeng ke perut, dari perut ke hati—pesan Islam rahmatan lil ‘alamin terwujud nyata.
BAZNAS melihat, apa yang diwariskan Jaton lewat Maulid Mburi selaras dengan misi zakat: mengikis ego, memperkuat ukhuwah, dan meneguhkan solidaritas. Di sinilah nilai keislaman bertemu dengan nilai kemanusiaan.
